Wednesday, October 28, 2009

Durian Merah

Durian Merah Persembahan Raja
BENTUKNYA mirip durian durio zibenthinus, aromanya juga wangi. Kulitnya hijau kekuningan dengan duri pendek dan tajam. Begitu dibelah, ternyata daging buahnya merah pekat. "Ini bukan durian biasa. Kemungkinan silangan alam," kata Gregori Hambali, pakar buah di Bogor.
Dua durian berdaging merah kiriman Lutfi Bansir dari Bulungan, Kalimantan Timur, itu berbeda dengan durian merah yang lazim dikenal selama ini. Durian merah yang populer ialah durian anggang durio graveolens dan lahong durio dulcis. Yang disebut pertama berdaging merah atau jingga dan berkulit kuning sampai jingga. Ciri khasnya kulit buah terbelah saat matang di pohon. Sedangkan lahong berkulit merah, merah kecokelatan, hingga merah tua. Daging buah krem hingga kuning dan kulit buah tak terbelah meski buah masak telah jatuh dari pohon.

Durian anggang dicicip Evy Syariefa, wartawan Trubus, saat eksplorasi ke Kalimantan Timur pada awal 2002. Lai merah--sebutan durian anggang di Kalimantan Timur--ukurannya sedikit lebih besar dari bola takraw dengan bobot kurang dari 1 kg. Rasanya tak semanis durian durio zibethinus. "Manisnya mirip jambu air. Daging buah relatif tipis dan aroma lembut mirip aroma bawang putih," kata Greg.
Sebaliknya lahong beraroma sangat kuat mirip aroma aseton dengan rasa manis. Lahong tak disukai sebagian orang lantaran aroma yang menyengat dapat membuat pusing.
Turunan Zibethinus
Durian daging merah asal Bulungan itu istimewa karena memiliki sifat gabungan antara durio graveolens dan durio zibethinus. Saat matang, warna kulit buah hijau kekuningan, sama seperti durio zibethinus. Bobot buah 1--2 kg, jelas lebih besar ketimbang durio graveolens. Aroma yang menguar juga aroma durio zibethinus. Begitu dicicip, daging berwarna merah menyala yang mirip durio graveolens itu pun menyimpan rasa dan tekstur mirip durio zibethinus; manis legit dan lembut.

Greg menduga durian merah itu silangan alam durio zibethinus dan durio graveolens. "Perkiraan saya ini turunan ke-2 (F2, red) lantaran sifat kulit buah dan biji didominasi durio zibethinus. Jika turunan pertama biasanya sifat durio graveolens lebih dominan," kata dia.

Greg mengaku pernah mencicip durian serupa bernama durian tenom beauty di Kinabalu, Sabah, Malaysia.
Untuk menguji pendapat Greg, kepada DUA pakar buah--Moh Reza Tirtawinata dari Taman Wisata Mekarsari dan Sobir dari Puat Kajian Buah-buahan Tropika (PKBT), IPB--Trubus menyodorkan durian dari Lutfi. Keduanya sepakat, karakter buah durian dari Bulungan itu gabungan durian dengan durian anggang. "Agar lebih yakin, mesti diamati batang, daun, dan bunga secara keseluruhan," kata Sobir.
Menurut Lutfi, ciri fisik pohon durian merah yang berlokasi di Kabupaten Bulungan Raya itu mirip durio zibethinus daripada durio graveolens. Tinggi pohon 20 meter dengan diameter batang 1,2 meter. Pada awal Agustus 2009, terlihat 18 buah bergelantungan. Saat buah matang, tak ada satu pun yang kulitnya membuka meski telah jatuh. "Benar-benar mirip durian. Tekstur kulit batangnya kasar dengan warna cokelat keputihan persis durio zibethinus," kata Lutfi.

Pohon itu ditemukan Lutfi setelah menempuh enam jam perjalanan darat dari Kota Bulungan dan dua jam perjalanan menyusuri sungai dengan ketinting--perahu kecil. Di sana hanya ada satu pohon durian merah yang bersanding dengan duku dan asam putar. Berjarak 30 meter dari situ, ada juga pohon dario zibethinus.

Dibawa Hewan
Ukuran dan bentuk daun durian merah mirip daun durio zibethinus dengan panjang 19,5 cm dan lebar 5,8 cm. Berbeda dengan daun durio graveolens yang lebih membulat dengan panjang 10--26 cm dan lebar 4--10 cm. "Warna bunganya putih mirip bunga durian lokal kultivar berayut," kata peneliti dari Durian Research Centre, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
Penelusuran Lutfi, sekitar 80 km dari lokasi durian merah itu tumbuh durian anggang. Reza menduga buah hasil penyerbukan dibawa manusia atau hewan ke lokasi durian merah itu. Bijinya lalu tumbuh menjadi individu baru.
Menurut Tahan Uji, peneliti durian dari Herbarium Bogor, silangan alam itu bukan spesies baru. "Klaim spesies baru hanya bisa diberikan pada individu yang memiliki karakter baru yang tidak dimiliki individu lain. Individu dengan sifat intermediet (sifat antara atau perpaduan, red) tidak bisa diklaim sebagai spesies baru," ujarnya.

Silangan Baru
Sejatinya perkawinan dario graveolens dan dario zibethinus tak hanya terjadi di alam. Greg sudah mencoba menggabungkan sifat kedua individu itu dengan menyilangkannya 22 tahun silam. Hasil silangan itu dapat dijumpai di Bogor di halaman belakang rumah L. Agus Sukamto--peneliti herbarium, Bogor. Beruntung, awal Agustus lalu Trubus sempat mencicip buahnya. Buah berkulit kuning cerah, mirip dario graveolens. Warna daging buah sangat menarik, jingga cerah. Greg dan Agus menyebut hasil silangan itu sebagai tarian.

Nama tarian dipilih merujuk pada kedua induknya: tapon--sebutan dario graveolens di Kalimantan Tengah--dan durian. Tarian beraroma wangi lembut dan teksturnya pulen lantaran kadar air rendah. Meski tak semanis durian, tarian memiliki kadar gula lebih tinggi daripada dario graveolens. "Kemungkinan sifat itu akan semakin baik pada F2 atau turunan ke-2," kata Greg.
Munculnya durian-durian berwarna yang rasanya enak itu sejalan dengan program Direktorat Jenderal Hortikultura untuk mengembangkan durian multivarietas dari berbagai daerah. "Durian merah itu termasuk salah satu unggulan daerah sehingga harus segera dilepas sebagai varietas dan dikembangkan," kata Nana Laksana Ranu, direktur Perbenihan dan Sarana Produksi Direktorat Jenderal Hortikultura.
Durian-durian unik itu pun disambut baik Lim Fie Min, pengelola Resto Duren Harum di Jakarta. "Secara visual menarik, apalagi bila rasanya lezat. Pasar tentu mudah menerima," ujar Lim. Selama ini durian berwarna tak masuk Jakarta karena pasokan terbatas. Lim pernah meminta pasokan ke pengumpul di Kalimantan tapi ditolak karena populasi sedikit.

Menurut Lutfi, durian merah itu dulunya menjadi buah persembahan raja Kerajaan Bulungan. Belakangan durio zibethinus x durio graveolens itu selalu habis diborong warga Malaysia yang tinggal tak jauh dari perbatasan. "Kita baru temukan karena akses jalan baru terbuka. Sebelumnya dipanen mania durian di negeri jiran," kata Lutfi. n.(lampost).
Detail: Durian Merah

Monday, October 26, 2009

Formasi CPNSD Lampung

Formasi CPNSD Lampung Bertambah 592 Orang

Jumlah formasi calon pegawai negeri sipil daerah (CPNSD) Provinsi Lampung bertambah 592 orang untuk tenaga teknis, kesehatan dan guru. "Penambahan jumlah kuota CPNSD Lampung berasal dari delapan kabupaten/kota se-Lampung," kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Lampung, Helmi Arsyad, di Bandung, Jumat (9/10).

Helmi Arsyad yang hadir pada acara halal bihalal Gubernur Lampung Sjachroeddin ZP dengan sejumlah mahasiswa Lampung yang menuntut ilmu di Bandung Jawa Barat (Jabar) mengatakan, kedelapan kabupaten/kota itu Tulang Bawang, Way Kanan, Lampung Utara, Lampung Selatan, Tanggamus, Pringsewu, Kota Bandarlampung dan Kota Metro.

Hemli menyebutkan, dengan penambahan jumlah formasi CPNSD itu, maka Provinsi Lampung mendapatkan kuota untuk tenaga teknis, kesehatan dan guru sekitar 5.000 orang. Namun demikian menurut dia, penetapan rincian formasi CPNSD itu belum diterima dari Kanor Menteri  Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan).

"Hingga saat ini MenPAN(Taufik Effendi, red)  belum mengeluarkan pengumuman kapan formasi tersebut," ujarnya.

Helmi menjelaskan, Pemprov Lampung belum menentukan jadwal pelaksanaan tes CPNSD karena formasi dari Menpan tersebut hingga sekarang belum keluar. "Pemprov Lampung segera menentukan pelaksanaan tes CPNSD, jika MenPAN telah mengeluarkan pengumuman tentang formasi CPNSD," kata dia pula.

MenPAN , kata dia,  baru mengeluarkan formasi CPNSD untuk lembaga vertikal seperti Kejaksaan Agung dan Departemen Hukum dan HAM.

Sementara itu  untuk daerah otonomi baru (dob) di Lampung,  pelaksanaan tesnya  berkoordinasi dengan daerah kabupaten induk dalam kepanitian bersama. Tiga dob di Lampung yang melaksanakan tes CPNSD yakni Kabupaten Tulang Bawang Barat,Mesuji dan Pringsewu.

"Tiga DOB itu belum bisa membentuk kepanitiaan CPNSD sendiri karena belum memenuhi persyaratan yang telah ditentukan seperti personel pegawai, dana dan lain-lain," ujar dia.
Dia menjelaskan lebih lanjut kuota CPNSD Lampung untuk formasi tenaga teknis, kesehatan, guru, honorer serta kepala desa sebanyak 6.735 dari 14 kabupaten/kota se-Lampung.

Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Irham Djafar Lan Putra dalam kesempatan terpisah mengatakan, pihaknya masih menunggu kepastian formasi CPNSD dari Kantor Menpan.

Menurut dia, bila formasi sudah dikeluarkan Kantor  Menpan, maka tes CPNSD tahun 2009 ini akan berlangsung pada akhir Oktober atau palng lambat awal November. "Untuk pelaksanaan CPNSD di tiga DOB di Lampung kepanitiannya berkoordinasi dengan kabupaten induk," jelasnya.
 
Ia mengharapkan peserta PNSD tidak melakukan kecurangan dalam pelaksanaan tes nanti.
"Jika ketahuan curang dalam pengerjaan soal PNSD seperti penggunaan joki, maka  akibatnya akan dicoret sebagai peserta," terang dia.

Karena itu pula ia meminta pengawas pelaksanaan tes CPNSD untuk jeli mengawasi peserta ujian mulai dari data pribadi peserta hingga kemungkinan penggunaan joki. (TribunLampung)

Berpolitik tanpa Etika

Berpolitik tanpa Etika.

Oyos Saroso H.N.
Jurnalis, penggiat Lampung Media Center (LMC)

Akhir-akhir ini publik sering diberi tontonan cukup mencengangkan: para elite parpol yang berbasis agama saling berebut kursi pimpinan dengan kekerasan. Mula-mula publik heran. Tetapi, karena sering terjadi, lama-kelamaan jadi terbiasa.

Di Lampung, kita juga disuguhi tontonan menarik: sebuah partai besar sangat gampang membongkar-pasang pemimpin partai di tingkat dua (kabupaten/kota) dengan modus nyaris sama: mosi tidak percaya dari pengurus di tingkat kelurahan/kecamatan.

Jatuhnya seorang pemimpin partai, baik karena kasus maupun rekayasa, justru menjadi berkah bagi para kolega satu partai. Di situlah terdapat kesempatan untuk merebut jabatan. Maka, olok-olok dengan aforisme yang tak indah pun sering terdengar: "Kalau mau jadi orang partai, cantelkan dulu hati nurani di kapstok!"
Bersaing untuk berebut pengaruh dan kekuasaan adalah hal yang wajar dalam politik. Namun, obsesi yang berlebihan untuk meraih kekuasaan itu acap menjauhkan para politikus dari prinsip-prinsip etika politik dasar.
Etika atau atau filsafat moral bertujuan menerangkan kebaikan dan kejahatan. Etika politik bertujuan mendedahkan mana tingkah laku politik yang baik dan sebaliknya. Standar baik atau buruk bukan atas dasar agama atau bangsa tertentu, tetapi dalam konteks etika: bagaimana politik diarahkan untuk memajukan kepentingan umum. Dengan demikian, perilaku politik yang mengarah pada kepentingan yang sangat pribadi atau untuk golongan/tertentu merupakan ciri-ciri etika politik yang buruk.

Berbicara soal etika politik, lagi-lagi, kita sering terjebak pada sekadar perilaku politikus yang berdiri sendiri. Padahal, perilaku politikus hanya salah satu dari dimensi etika politik yang bersifat individual. Ia sejatinya juga terkait dengan etika sosial dan etika institusional. Seorang politikus yang memiliki latar belakang pendidikan agama dan moral yang bagus, tidak ada jaminan ketika masuk ke sebuah lembaga tertentu akan terus menjadi baik.

Kalau politikus bersih dan taat beribadah bisa menjalankan etika politik dengan moralitas yang otonom, logikanya tak akan terjadi premanisme, korupsi, dan manipulasi di dunia politik. Hal yang sama juga berlaku di dunia birokrasi. Namun, kenyataan sering menunjukkan bahwa kesalehan pribadi tidak berbanding lurus dengan tuntutan lembaga. Makanya, saat Transparency International Indonesia melansir legislatif sebagai lembaga terkorup (berdasarkan persepsi masyarakat) publik tak perlu tercengang.

Seperti bersetuju dengan konsep "Ubermensch"-nya Nietzsche, semua politikus dan pejabat eksekutif kini berlomba-lomba menjadi manusia unggul. Manusia unggul itu identik dengan kekuasaan. Kehendak untuk berkuasa pun tidak sekadar wacana yang dibangun dari aforisma indah, tetapi menjadi kenyataan hidup sehari-hari manusia Indonesia di zaman reformasi. Bahkan, orang Indonesia yang dulunya alergi politik dan hanya menekuni bisnis pun tiba-tiba lari ke dunia politik. Itu dimungkinkan karena kini semua orang punya kesempatan sama. Tidak begitu penting apakah dulu ketika mahahasiswa bersimbah darah dan peluh mereka juga sedang berjuang bersama rakyat atau hanya jadi penonton.

Selama ini etika politik bersifat sangat umum dan luas dan biasanya dibentuk karena diperlukan sebagai batasan perilaku atau tindakan yang tidak diatur dalam peraturan legal-formal. Dengan demikian, bersifat konvensi dan berupa aturan moral. Karena bersifat umum dan luas, akibatnya sifatnya pun jadi kendor. Di lembaga eksekutif misalnya, secara formal dibentuk Dewan Etik atau Badan Kehormatan DPR/DPRD, tetapi prakteknya justru kerap sebagai kamuflase untuk melindungi korps.

Kasus pemalsuan tanda tangan Ketua DPRD Bandar Lampung untuk pembangunan kamar hotel di Restoran Bukit Randu memperjelas argumen ini.

Karena bersifat umum dan luasnya cakupan, etika politik sering dengan mudah diabaikan oleh orang yang terikat etika politik dengan tanpa rasa malu dan bersalah. Alhasil, melanggar etika politik pun dianggap sebagai kewajaran, sebagaimana mereka juga dianggap wajar menerima "upah pungut" untuk setiap pencairan dana proposal yang masuk ke lembaga pemerintah.

Anggota Dewan menjadi makelar proposal jelas pelanggaran berat etika politik. Namun, adakah yang mau peduli?

Dahaga rakyat kecil akan lahirnya pemimpin yang baik, jujur, dan bisa membawa mereka kepada kesejahteraan dan keadilan ternyata hingga kini belum juga terwujud. Era reformasi yang dulu diyakini sebagai harapan berkembangnya demokrasi, good governance, dan kemakmuran ternyata hanya baru dalam tahap melahirkan pemimpin-pemimpin lokal baru dan pemimpin-pemimpin politik baru.

Dua kali pemilu di era reformasi (Pemilu 1999 dan Pemilu 2004, sekali pilkada) membuktikan bahwa gairah berdemokrasi secara fair justru ditunjukkan oleh rakyat biasa. Ketika hari pencoblosan digelar, mereka berbondong-bondong mendatangi bilik suara untuk menentukan pilihannya. Namun, tak lama kemudian mereka pun kecewa ketika merasakan pilihannya tidak berdampak apa pun bagi dirinya. Keadaan tetap sama saja.

Yang terjadi kemudian, justru terjadi desentralisasi korupsi. Pendidikan politik pun akhirnya menjadi barang mewah yang hanya bisa dijumpai menjelang pemilu.

Ketika rakyat hanya dianggap sebagai angka-angka dan yang hanya dibutuhkan pada saat untuk mendongkrak kursi kekuasaan, kita sulit membuat sekadar gambar kasar tentang seperti apa gerangan "homo politicus Lampungensis". Ia atau mereka, tetap sama dengan makhluk politik lain di Indonesia yang mudah mengubah cita-cita bersama menjadi cita-cita pribadi atau kelompok.

Dalam situasi seperti inilah, saya sering merindukan "orang gila" menjadi gubernur, bupati, wali kota, politisi, atau anggota Dewan. Yaitu, orang baik hati yang setiap langkahnya dilandasi pemikiran untuk kepentingan rakyat banyak. Hanya di tangan "orang gila" lingkaran setan korupsi dan ketidakadilan-sosial bisa diperbaiki.(lampost)

Kabinet Solid - Harapan Amien Rais

Amien Rais Harapkan Kabinet Solid

Partai Amanat Nasional (PAN) mengharapkan kabinet lima tahun ke depan harus benar-benar solid terutama dalam bidang perekonomian, meskipun berasal dari kalangan yaitu pPrpol dan profesional.

"Saya mendukung kebijakan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk tidak memberikan pos Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada orang Parpol. Khawatir dijadikan sapi perahan," kata Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, di Serang, Sabtu malam.

Menurut Amien, mengenai komposisi kabinet sudah proporsional, artinya, SBY-Boediono tetap mengakomodasi kepentingan parpol pendukung, kalangan profesional, dan Partai Golkar yang baru belakangan menjadi bagian dari pemerintah.

"Informasi yang saya dengar, PAN, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Golkar, sama-sama mendapat 3 kursi menteri. Kami khususnya mendapat pos menteri departemen ber-portofolio. Begitu juga dengan parpol pengusung lainnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), terlebih Partai Demokrat," katanya.

Selain itu, ia juga mengatakan, meskipun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono didukung oleh mayoritas parpol di DPR, namun, dalam fungsi pengawasan, kontrol DPR tetap harus kuat.

Menurutnya, jangankan parpol oposisi, Fraksi Partai Demokrat pun selaku parpol berkuasa, wajib melakukan kontrol terhadap kinerja pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan publik.

Sebab dalam dalam demokrasi, fungsi "check and balances" (kontrol dan keseimbangan) itu penting.

"Satu sisi, pemerintah harus kuat agar mereka bisa bekerja maksimal tanpa kendala miniminya dukungan politik. Namun, sisi lain, DPR tidak boleh menghilangkan fungsinya sebagai pengawas jalannya roda pemerintahan," tegasnya. (ant)

Dokter Gigi Gadungan

Dokter Gigi Gadungan.
ANDA sakit gigi? Bagaimana jika dokter gigi yang menangani sakit Anda ternyata orang yang tidak paham seluk-beluk gigi.

Pengalaman ini bisa ditanyakan kepada pasien-pasien Carlos Flores, seorang imigran asal Ekuador yang tinggal di New York, Amerika Serikat (AS).

Flores, yang akhirnya ditangkap polisi, selama ini berpraktek sebagai dokter gigi gadungan di wilayah Peekskill, New York Utara. Menurut para penyelidik, di dapur rumahnya, Flores melakukan praktek tersebut. Bahkan, layaknya seorang dokter gigi sungguhan, Flores memiliki semua peralatan yang dibutuhkan seorang dokter gigi.

Mengingat banyak pasien yang melaporkan ulah dokter gigi palsu, polisi menggerebek rumah Flores. Terlebih ada laporan bahwa seorang pasien dilarikan ke rumah sakit karena mengalami patah gigi ketika hendak dicabut Flores.

Parahnya, ketika polisi menggerebek rumah Flores, polisi menemukan keadaan di rumah tersebut sangat jauh dari higienis. Peralatan yang biasa digunakan Flores amat kotor dan bersimbah darah. Selain itu juga terdapat dua ekor burung yang dibiarkan terbang berkeliaran dalam rumah Flores.
Lantas bagaimana Flores meyakinkan pasiennya? Rupanya, ia memberikan segelas anggur pada pasien-pasiennya agar mereka tidak merasa sakit.

Makanya Pak, kalau mau cabut gigi, lihat dahulu tempat praktek dokternya. Bisa-bisa, bukan gigi yang dicabut, tapi gusi ikut amburadul.

Budidaya Seledri

Mengais Rupiah dari Seledri
Seledri, kebanyakan orang pasti mengenal salah satu jenis sayuran ini. Seledri salah satu komoditas sayuran yang dapat dibudidayakan untuk meningkatkan pendapatan. Karena sayuran ini memiliki nilai ekonomi dan prospek pasar cukup menarik.

Selain untuk kebutuhan bumbu masak, tanaman ini juga berkhasiat sebagai bahan obat-obatan. Terutama bagi mereka yang mengalami tekanan darah tinggi.

Sayangnya, selama ini tak banyak petani yang tertarik membudidayakan sayuran ini dalam jumlah besar. Alasannya khawatir hama dan penyakit. Ditambah pemasarannya masih terfokus kepada pasar lokal dan luar daerah.

Tanaman seledri memiliki berbagai jenis manfaat mulai untuk dikonsumsi sebagai bumbu masak aneka sayuran juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bagi industri. Antara lain mi instan dan serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik dan lain-lain. Seledri juga dapat dimanfaatkan sebagai obat menurunkan tekanan darah tinggi dengan ditumbuk lalu diperas kemudian airnya diminum.
Kebutuhan pasar, baik lokal maupun pasar ekspor bagi produksi seledri juga cukup menjanjikan. Meskipun penanganan komoditas tanaman ini harus mendapat perhatian tersendiri agar jangan sampai rusak atau layu sebelum tiba di tangan konsumen.

Pengembangan tanaman seledri hingga saat ini umumnya dilakukan di daerah dataran tinggi karena tanaman ini menyukai hawa yang sejuk.

Meski demikian seiring dengan perkembangan dunia agrobisnis, tanaman ini juga dapat dibudidayakan atau hidup di daerah dataran rendah. Namun, pertumbuhannya tidak secepat seperti di daerah dataran tinggi. Batangnya lebih kecil apabila dibandingkan dengan hasil tanaman di dataran tinggi.
Tanaman seledri awalnya berasal dari daerah subtropik Eropa dan Asia.
Namun, di daerah tropik pertumbuhan tanaman ukuran batangnya kurang besar. Seledri memiliki dua jenis yakni seledri potong (Var sylvester) dan seledri daun (Var secalium).
Salah satu daerah yang mengembangkan tanaman ini di Liwa, Lampung Barat (Lambar). Para petani di Liwa dan sekitarnya umumnya membudidayakan seledri daun.
Salah satunya, Muluk (50), petani dari Way Mengaku, Balik Bukit, Lambar. Muluk telah berhasil membudidayakan tanaman ini.

Saat ditanya tentang kiat-kiat keberhasilannya dalam menanam seledri secara terus-menerus, ia mengatakan selain melihat pangsa pasar juga mempertimbangkan modal yang harus dikeluarkan, penanganannya juga cukup ringan dibanding cabai, kol dan lain-lain. "Menanam seledri itu lebih gampang dibanding cabai atau tanaman kol," kata dia, baru-baru ini.

Soal keuntungan, kata dia, bergantung dengan harga di pasaran. Jika harga sedang melambung maka keuntungan yang diperoleh juga lumayan besar. Seperti pertengahan 2006 lalu, Muluk mengaku meraup untung cukup besar. Karena saat itu harga seledri cukup baik yakni mencapai Rp15 ribu/kg di tingkat petani. Hanya sayangnya modal dan lahan yang dimiliki terbatas sehingga keuntungan yang didapat cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga beberapa hari dan selebihnya digunakan untuk modal menanam sayuran lagi. Coba jika dibudidayakan lebih besar, tentu akan memperoleh untung lebih banyak.(lampost)

Wednesday, October 21, 2009

Pendidikan IPS untuk Sekolah Dasar

Pendidikan IPS untuk Sekolah Dasar

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget (1963) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh.

 Yang mereka pedulikan adalah sekarang (=kongkrit), dan bukan masa depan yang belum bisa mereka pahami (=abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD.

Berbagai cara dan teknik pembelajaran dikaji untuk memungkinkan konsep-konsep abstrak itu dipahami anak. Bruner (1978) memberikan pemecahan berbentuk jembatan bailey untuk mengkongkritkan yang abstrak itu dengan enactive, iconic, dan symbolic melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta, grafik, lambang, keterangan lanjut, atau elaborasi dalam kata-kata yang dapat dipahami siswa. Itulah sebabnya IPS SD bergerak dari yang kongkrit ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas (expanding environment approach) dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas, dari yang dekat ke yang jauh, dan seterusnya : dunia-negara tetangga-negara-propinsi-kota/kabupaten-kecamatan-kelurahan/desa-RT/RW-tetangga-keluarga-Aku.

Tuesday, October 20, 2009

Pengertian Minat Membaca

Pengertian Minat Membaca

Tampubolon (1993) menjelaskan bahwa minat membaca adalah kemauan dan keinginan seseorang untuk mengenali huruf dan dapat menangkap makna dari tulisan tersebut.

Lilawati (Sandjaja, 2005) mengartikan minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Sinambela (Sandjaja, 2005) mengartikan minat membaca sebagai sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. (www.unika.ac.id.02/05/05)

Minat membaca merupakan kemamapuan seseorang berkomunikasi dengan diri sendiri untuk menangkap makna yang terkandung dalam tulisan sehingga memberikan pengalaman emosi yang didapat akibat dari bentuk perhatian yang mendalam terhadap makna bacaan. (Crow & Crow, 1984;Tarigan, 1985).

Minat membaca adalah sumber motivasi kuat bagi seseorang untuk menganalisa dan mengingat serta mengevaluasi bacaan yang telah dibacanya, yang merupakan pengalaman belajar menggembirakan dan akan mempengaruhi bentuk serta intensitas seseorang dalam menentukan cita-citanya kelak dimasa yang akan datang, hal tersebut juga adalah bagian dari proses pengembangan diri yang harus senantiasa diasah sebab minat membaca tidak diperoleh dari lahir. (Petty & Jensen, 1980; Hurlock, 1993).

Minat membaca juga dapat dijelaskan sebagai sebuah motivasi intrinsik untuk menyalurkan ide dan gagasan atau tranmisi pemikiran yang berpengaruh positif untuk menambah proses pengayaan pribadi, mengembangkan intelektualitas, membantu mengerti permasalahan orang lain dan mengembangkan konsep diri sebagai sebuah proses pembelajaran yang daapt diingan dalam jangka waktu yang lama. (Petty & Jensen, 1980; Ormrod, 2003)

Ginting (2005) mendefinisikan minat membaca adalah bentuk-bentuk prilaku yang terarah guna melakukan kegiatan membaca sebagai tingkat kesenangan yang kuat dalam melakukan kegiatan membaca karena menyenangkan dan memberikan nilai. (www1.bpkpenabur.or.id/jurnal/04/017-035.pdf).

Minat membaca merupakan karakteristik tetap dari proses pembelajaran sepenjang hayat (life-long learning) yang berkontribusi pada perkembangan, seperti memacahkan persoalan, memahami karakter orang lain, menimbulkan rasa aman, hubungan interpersonal yang baik serta penghargaan yang bertambah terhadap aktivitas keseharian. (Cole, 1963; Elliot dkk, 2000; Sugiarto, www.depdiknas.go.id/Jurnal/37/perbedaan_hasil_belajar_membaca.htm)

Dari berbagai definisi minat membaca di atas dapat disimpulkan, bahwa minat membaca merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dan cendrung menetap dalam rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri agar pembaca dapat menemukan makna tulisan dan  memperoleh informasi sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan intelektualitas dan pembelajaran sepenjang hayat (life-long learning) serta dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira.


Pengertian Membaca

Pengertian Membaca

Tampubolon (1993) menjelaskan pada hakekatnya membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses pengenalan huruf-huruf. Dikatakan kegiatan fisik, karena bagian-bagian tubuh khususnya mata, yang melakukannya. Dikatakan kegiatan mental karena bagian-bagian pikiran khususnya persepsi dan ingatan, terlibat didalamnya. Dari definisi ini, kiranya dapat dilihat bahwa menemukan makna dari bacaan (tulisan) adalah tujuan utama membaca, dan bukan mengenali huruf-huruf. Diperjelas oleh pendapat Smith (Ginting, 2005) bahwa membaca merupakan suatu proses membangun pemahaman dari teks yang tertulis. (www1.bpkpenabur.or.id/jurnal/04/017-035.pdf ).

Proses membaca menurut Burn, Roe dan Ross (1984) merupakan proses penerimaan simbol oleh sensori, kemudian mengintererpretasikan simbol, atau kata yang dilihat atau mempersepsikan, mengikuti logika dan pola tatabahasa dari kata-kata yang ditulis penulis, mengenali hubungan antara simbol dan suara antara kata-kata dan apa yang ingin ditampilkan, menghubungkan kata-kata kembali kepada pengalaman langsung untuk memberikan kata-kata yang bermakna dan mengingat apa yang merela pelajari dimasa lalu dan menggabungkan ide baru dan fakta serta menyetujui minat individu dan sikap yang merasakan tugas membaca.

Dijabarkan juga oleh Tarigan (1985) bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, suatu metode yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang orang lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Finochiaro dan Bonomo (Tarigan, 1985) mendefinisikan secara singkat, membaca adalah memetik serta memahamai arti makna yang terkandung di dalam bahan tertulis. 

Sedangkan Juel (Sandjaja, 2005) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan, sehingga hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan. (www.unika.ac.id.02/05/05)

Spache & Spache (Petty & Jensen, 1980) mengemukakan bahwa membaca merupakan proses yang kompleks yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama merupakan tahap dimana individu melakukan pembedaan terhadap apa yang dilihatnya, selanjutnya individu berusaha untuk mengingat kembali, menganalisa, memutuskan, dan mengevaluasi hal yang dibacanya. Sebagai suatu proses yang kompleks, membaca memiliki nilai yang tinggi dalam perkembangan diri seseorang. Secara umum orang menilai bahwa membaca itu identik dengan belajar, dalam arti memperoleh informasi.

Membaca adalah proses berpikir, hal tersebut dikemukakan oleh Burn, Roe dan Ross (1984), maksudnya adalah ketika seseorang sedang membaca, maka seseorang tersebut akan mengenali kata yang memerlukan interpresi dari simbol-simbal grafis. Untuk memahami sebuah bacaan sepenuhnya, seseorang harus dapat menggunakan informasi untuk membuat kesimpulan dan membaca dengan kritis dan kreatif agar dapat mengerti bahasa kiasan, tujuan yang ditetapkan penulis, mengevaluasi ide-ide yang dituliskan oleh penulis dan menggunakan ide-ide tersebut pada situasi yang tepat. Keseluruhan proses ini merupakan proses berpikir.

Chambers dan Lowry (Burn, Roe dan Ross, 1984) menggaris bawahi juga menegasakan hal yang sama bahwa membaca lebih dari sekedar mengenali kata-kata tetapi juga membawa ingatan yang tepat, merasakan dan mendefinisikan beberapa keinginan, mengidentifikasi sebuah solusi untuk memunuhi keinginan, memilih cara alternatif, percobaan dengan memilih, menolak atau menguasai jalan atau cara yang dipilih, dan memikirkan beberapa cara dari hasil yang evaluasi. hal tersebut secara keseluruhan termasuk respon dari berpikir.

Stauffer (Petty & Jensen, 1980) menganggap bahwa membaca, merupakan transmisi pikiran dalam kaitannya untuk menyalurkan ide atau gagasan. Selain itu, membaca dapat digunakan untuk membangun konsep, mengembangkan perbendaharaan kata, memberi pengetahuan, menambahkan proses pengayaan pribadi, mengembangkan intelektualitas, membantu mengerti dan memahami problem orang lain, mengembangkan konsep diri dan sebagai suatu kesenangan.

Ginting (2005) menyebutkan bahwa membaca merupakan proses ganda meliputi proses penglihatan dan proses tanggapan. Proses penglihatan dijabarkan oleh Wassman & Rinsky (Ginting, 2005), sebagai proses penglihatan, membaca bergantung pada kemampuan melihat simbol-simbol, oleh karena itu, mata memainkan peranan penting. Dan sebagai proses tanggapan dijabarkan Ahuja (Ginting, 2005), membaca menunjukkan interpretasi segala sesuatu yang kita persepsi. Proses membaca juga meliputi identifikasi simbol-simbol bunyi dan mengumpulkan makna melalui simbol-simbol tersebut. Broughton (Gunting, 2005) mengemukakan membaca merupakan keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). (www1.bpkpenabur.or.id/jurnal/04/017-035.pdf).

Lebih jauh lagi, Bowman and Bowman (Sugiarto, 2001) mengemukakan bahwa membaca merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning). Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Allen dan Valette (Sugiarto, 2001) mengatakan bahwa membaca adalah sebuah proses yang berkembang (a developmental process). Davies (Sugiarto, 2001) memberikan pengertian membaca sebagai suatu proses mental atau proses kognitif yang di dalamnya seorang pembaca diharapkan bisa mengikuti dan merespon terhadap pesan si penulis.  Dari sini dapat dilihat bahwa kegiatan membaca merupakan sebuah kegiatan yang bersifat aktif dan interaktif. (www,depdiknas.go.id/jurnal/37/perbedaan_hasil_belajar_membaca.htm).

Ditegaskan oleh Cole (1963) bahwa membaca mempunyai nilai besar untuk orang dewasa karena berkontribusi pada perkembangan, seperti dapat membebaskan dari tekanan, bekerja dengan penuh inisiatif, mendapatkan informasi untuk memecahkan konflik dan mengenali karakter dengan mudah. Lebih jauh lagi Cole (1963) menjelaskan bahwa membaca dapat juga menimbulkan rasa aman dan merealisasikan diri dalam kehidupan pribadi seperti hubungan yang lebih baik dengan keluarga dan kelompok, perubahan sikap, ide-ide baru serta semakin menghargai bebagai aktivitas dalam kehidupan.

Berbagai pengertian membaca telah dipaparkan diatas, dan dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan mental, yang menuntut seseorang untuk menginterpretasikan simbol-simbol tulisan dengan aktif dan kritis sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri agar pembaca dapat menemukan makna tulisan dan  memperoleh informasi sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan intelektualitas dan pembelajaran sepenjang hayat (life-long learning).

Pengertian Minat

Pengertian Minat

Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

Crow & Crow (1984) menjabarkan bahwa minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, Sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut. Lebih lanjut, Crow and Crow menyebutkan bahwa minat mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan, motif-motif dan respon-respon emosional.

Minat, menurut Chauhan (1978) pada orang dewasa menentukan aturan penting dalam perkembangan pribadi dan prilaku mereka. Minat adalah hal penting untuk mengerti individu dan menuntun aktivitas dimasa yang akan datang.

Tampubolon (1993) mengemukakan bahwa minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.


Hal senada juga dikemukakan oleh Sandjaja (2005) bahwa suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat seseorang terhadap aktivitas tersebut, disini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Meichati (Sandjaja, 2005) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu aktivitas. (www.unika.ac.id.02/05/05)

Aiken (Ginting, 2005) mengungkapkan definisi minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai-nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya, hal tersebut diungkapkan oleh Anastasia dan Urbina (Ginting, 2005). Selanjutnya Ginting (2005) menjelaskan, minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang. (www1.bpkpenabur.or.id/jurnal/04/017-035.pdf)

Ditegaskan oleh Elliott dkk (2000) bahwa minat adalah sebuah karakteristik tetap yang diekspresikan oleh hubungan antara seseorang dan aktivitas atau objek khusus

Sutjipto (2001) menjelaskan bahwa minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya.  Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar.  Karenanya minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. (www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/sutjipto.htm)

Nunnally (Sutjipto, 2001) menjabarkan minat sebagai suatu ungkapan kecenderungan tentang kegiatan yang sering dilakukan setiap hari, sehingga kegiatan itu disukainya; sedangkan Guilford (Sutjipto, 2001) menyatakan minat sebagai tendensi seseorang untuk berperilaku berdasarkan ketertarikannya pada jenis-jenis kegiatan tertentu.  Sementara itu Sax (Sutjipto, 2001) mendefinisikan bahwa minat sebagai kecenderungan seseorang terhadap kegiatan tertentu di atas kegiatan yang lainnya.  Sedangkan Crites (Sutjipto, 2001) mengemukakan bahwa minat seseorang terhadap sesuatu akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai rasa senang terhadap objek tersebut. (www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/sutjipto.htm)

Hurlock (1993) mengemukakan bahwa minat merupakan hasil dari pengalaman belajar, bukan hasil bawaan sejak lahir. Hurlock (1993) juga menekankan pentingnya minat, bahwa minat menjadi sumber motivasi kuat bagi seseorang untuk belajar, minat juga mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi seseorang dan minat juga menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang.

Hurlock (1978) juga menjelaskan bahwa secara keseluruhan, pada masa anak-anak, minat memberikan sebuah kekuatan untuk belajar. Anak-anak yang berminat dalam sebuah aktivitas, berada dimanapun, akan memberikan usaha empat kali lipat untuk belajar dibandingkan anak-anak yang minatnya sedikit atau mudah merasa bosan. Jika pengalaman belajar menimbulkan kesan pada anak-anak, maka akan menjadi minat. Hal tersebut adalah sesuatu yang dapat diasah dengan proses pembelajaran. Di masa yang akan datang, minat sangat berpengaruh pada bentuk dan intensitas dari cita-cita pada anak.

Hidi & Derson (Ormrod, 2003) berpendapat minat adalah bentuk dari motivasi intrinsik. Pengaruh positif minat akan membuat seseorang mereka tertarik untuk bereksperimen seperti merasakan kesenangan, kegembiraan, dan kesukaan. Garner (Ormrod, 2003) menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki minat terhadap apa yang dipelajari lebih dapat mengingatnya dalam jangka panjang dan menggunakannya kembali sebagai sebuah dasar untuk pembelajaran dimasa yang akan datang.

Pintrich dan Schunk (1996) juga menyebutkan bahwa minat merupakan sebuah aspek penting dari motivasi yang mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir dan prestasi.

Krapp, Hidi, dan Renninger (Pintrich dan Schunk, 1996) membagi definisi minat secara umum menjadi tiga, yaitu: minat pribadi, minat situasi dan minat dalam ciri psikologi.
a)    Minat pribadi, diartikan sebagai karakteristik kepribadian seseorang yang relatif stabil, yang cendrung menetap pada diri seseorang. Minat pribadi biasanya dapat langsung membawa seseorang pada beberapa aktifitas atau topik yang spesifik. Minat pribadi dapat dilihat ketika seseorang menjadikan sebuah aktivitas atau topik sebagai pilihan untuk hal yang pasti, secara umum menyukai topik atau aktivitas tersebut, menimbulkan kesenangan pribadi serta topik atau aktivitas yang dijalani memiliki arti penting bagi seseorang tersebut.
b)    Minat situasi merupakan minat yang sebagian besar dibangkitkan oleh konsisi lingkungan.
c)    Minat dalam ciri psikologi merupakan interaksi dari minat pribadi seseorang dengan ciri-ciri minat lingkungan. Renninger menjelaskan bahwa minat pada definisi ini tidak hanya pada karena seseorang lebih menyukai sebuah aktivitas atau topik, tetapi karena aktivitas atau topik tersebut memiliki nilai yang tinggi dan mengetahui lebih banyak mengenai topik atau aktivitas tersebut.    

Dari beberapa definisi minat di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai minat, bahwa minat merupakan sebuah motivasi intrinsik sebagai kekuatan pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas dengan penuh ketekunan dan cendrung menetap, dimana aktivitas tersebut merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira.


Saturday, October 17, 2009

Ciri-Ciri Administrasi

Ciri-Ciri Administrasi adalah sebagai berikut:
a). Adanya kelompok manusia (2 orang atau lebih)
b). Adanya kerjasama dari kelompok tersebut
c). Adanya bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan
d). Adanya tujuan kelompok

Pendapat yang mempersamakan administrasi dan manajemen
a. William H. Newman:
Bukunya berjudul “administrative action”, tapi isinya menyangkut “the techniques of organization and managemen”.
b. M.E. Dimock :
“Administration or management is a planned approach to the solving of all kinds of problems in almost eveery individual or group acitivity both public or private”.
Pendapat yang membedakan administrasi dan manajemen
a). Dalton E. McFarland:
Administrasi ditujukan terhadap penentuan tujuan pokok dan kebijaksanaannya, sedangkan manajemen ditujukan terhadap pelaksanaan kegiatan dengan maksud menyelesaikan/mencapai tujuan dan pelaksanaan kebijaksanaan.
b). Ordway Tead:
Administrasi sebagai suatu proses dan badan yang bertanggung jawab terhadap penentuan tujuan, dimana organisasi dan manajemen digariskan. Adminstrasi bersifat lebih menentukan garis besar daripada suatu kebijaksanaan dan pemberian pengarahan (general polices).
Manajemen , prosesnya adalah bagaimana secara langsung kegiatan-kegiatan dilakukan untuk merealisasikan tujuan, dengan mengatur tindakan-tindakan tsb. agar dapat tercapai tujuannya.
Hubungan administrasi, organisasi, manajemen, kepemimpinan, pengambilan keputusan, hubungan antar manusia.
1) Ordway Tead dan Farland:
Administrasi terdiri atas organisasi dan manajemen.
2) Dimock dan Koenig:
Inti Manajemen adalah Kepemimpinan
Inti Kepemimpinan adalah pengambilan keputusan
Inti Pengambilan Keputusan adalah hubungan antarmanusia

Cara Pandang Sosiologi

Cara Pandang Sosiologi

Secara formal disiplin dari sosiologi adalah studi yang sistematik dari human society dan di pusat (jantung) sosiologi adalah (distinctive paint of view) cara pandang yang khusus (tersendiri). Paling tidak ada tiga cara pandang dalam sosiologi : (Mateionis,1997)
 
Melihat Hal-hal Umum Di dalam Hal-hal Yang Khusus

Peter Berger (1963) menggambarkan karakteristik dari perspektif sosiologi adalah: “melihat umum di dalam khusus”, yaitu mengidentifikasi pola-pola umum di dalam tingkah laku khusus dari individu-individu. Mengingat bahwa masing-masing individu adalah khusus (unik) maka sosiolog mengenali tingkah laku masyarakat dalam bentuk yang berbeda-­beda sesuai dengan katagori dari kelompok individu yang diamati (seperti anak-anak dibandingkan dengan orang tua atau kelompok perempuan dengan laki-laki, atau kelompok kaya dengan kelompok miskin). Dari sini kalau kita memulai berpikir secara sosiologi, maka kita harus mulai dengan menyadari bahwa katagori umum dari masyarakat yang kita amati akan membentuk atau mengarahkan pengalaman hidup dari individu individu dimana mereka berada. Sebagai contoh adalah pembedaan antara anak dan orang dewasa tidak hanya dari bentuk fisiknya namun dari seberapa jauh tingkah lakunya sudah dipengaruhi oleh pengalaman masyarakat di dalam bertingkah laku. Anak-anak seringkali menerima, pemberian seseorang dengan tangan kiri atau kanan namun orang dewasa akan selalu menerima pemberian seseorang dengan tangan kanan (Indonesia).

Melihat Sesuatu Yang Asing Di dalam Hal-Hal Yang Sudah Biasa

Usaha untuk melihat sesuatu yang asing dalam sosiologi tidak berarti bahwa sosiolog selalu memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang bersifat aneh afau ganjil (bizarre) dalam masyarakat. Namun yang dimaksud adalah didasarkan kepada suatu ide bahwa hal-hal yang biasa (familiar) dalam tingkah laku manusia adalah sangat sederhana yaitu menyangkut apa yang diputuskan manusia untuk melakukan sesuatu yang disukai. Di sini tindakan tersebut dapat menimbulkan wacana yang dianggap asing (strange) dalam petunjuk masyarakat (society) tentang cara kita berpikir dan bertindak.

Sebagai gambaran dapat dikemukakan alasan seseorang untuk masuk sekolah adalah bermacam-macam dan menyangkut hal-hal yang biasa seperti untuk memperoleh kekayaan, memperoleh ijasah untuk dapat pekerjaan, dan alasan-alasan lain. Namun untuk kelompok tertentu mereka masuk sekolah karena sekedar mencari pacar atau pasangan Bahkan untuk masyarakat pada masa-masa ratusan tahun yang lalu mereka tidak membutuhkan sekolahan (bukan merupakan pilihan). Dengan demikian maka adalah mudah untuk menunjukkan bahwa masyarakat (society) mempengaruhi apa yang kita kerjakan. Bahkan lebih dari itu masyarakat (society) juga menentukan (mempengaruhi) siapakah kita.

Contoh yang paling jelas adalah nama-nama yang digunakan oleh selibriti terkenal menggunakan nama-nama yang dipengaruhi oleh masyarakat. Tom Cruise mempunyai nama asli Thomas Mapotreh, Cher mempunyai nama asli Cheriiyn Sarkisian, atau Bruce Lee mempunyai nama asli Lee Yuen Kam.

Individuality Dalam Konteks Sosial
Perspektif sosiologi seringkali menantang suatu common sense dengan mengungkapkan bahwa tingkah laku manusia bukanlah bersifat individualistik seperti yang seringkali kita pikirkan (duga). Yang terjadi adalah bahwa tingkah laku individu tersebut seringkali menyangkal individualistiknya masing-masing pribadi. Bahkan dalam kandisi yang berat dan menyakitkan seringkali tingkah laku manusia akan disesuaikan dengan pola-pola sosial masyarakat. Sebagai contoh adalah hasii studi tentang bunuh diri. Di sini tindakan bunuh diri adalah sesuatu yang sangat personal dan diduga sangat individualistik. Dalam kenyataannya diperoleh fakta bahwa kondisi masyarakat yang ada di sekitarnya menjadi penentu di dalam jumlah dan motivasi bunuh diri. Emile Durkheim (1858-1917) menemukan bahwa laki-laki protestant dari keluarga yang berkecukupan, dan tidak menikah merupakan kelompok yang paling banyak melakukan tindakan bunuh diri (dibandingkan dengan perempuan Katolik atau Jahudi, miskin, dan menikah). Mereka yang banyak melakukan bunuh diri berkaitan dengan faktor lemahnya derajad integrasi, kuatnya isolasi sosial, dan tingginya sifat individualistik kelompoknya.

Pentingnya Perspektif Global
Dunia ini dihuni oleh banyak penduduk yang terdiri dari bermacam-macam suku, agama, kelompok golongan, dan lain-lain yang tinggal di banyak wilayah permukiman (global village). Orang Amerika merupakan salah satu bangsa yang hidup berkecukupan di global village tersebut. Perspektif sosiologi mengingatkan mereka bahwa keberhasilan mereka dilihat dari sudut individual maupun bangsa merupakan hasil dari adanya privileged position (posisi yang menguntungkan atau posisi yang mempunyai hak istimewa) yang mereka peroleh dalam suatu sistem sosial dunia yang luas. Lalu bagaimana global perspective dapat meningkatkan atau memperbaiki (enhance) sosiologi?

Secara singkat dapat dikemukakan lewat adanya kesadaran global yang merupakan perluasan perspektif sosiologi. Di sini kita disadarkan bahwa di dalam global village ini tidak semua bangsa atau negara makmur dan enak. Negara-negara Amerika Latin, Afrika, dan sebagian Asia (termasuk Indonesia) yang menggantungkan dirinya di bidang pertanian tidak dapat dibandingkan dengan negara-negara industrialis Eropa Barat atau Amerika. Dalam global sosial sistem, masing-masing posisi dari suatu bangsa atau negara akan mempengaruhi kondisi sosial bangsa lain. Adanya kemiskinan dan kerusuhan di suatu negara seperti Indonesia misalnya akan berdampak secara global dan langsung menghantam wilayah lain termasuk negar-negara industri di belahan dunia yang lain (Amerika Serikat juga).

Ada tiga pandangan mengapa kesadaran global dapat meningkat, yaitu:
(1) Masyarakat sosial dunia sudah semakin terkait dengan erat,
(2) Global perspektif memungkinkan kita untuk melihat bahwa permasalahan manusia yang kita hadapi, juga (bahkan lebih) terasa di belahan dunia lain.
(3) Berpikir secara global adalah cara yang terbaik untuk belajar lebih banyak tentang diri sendiri, demi perbaikan diri sendiri.

Thursday, October 15, 2009

Kepemimpinan Visoner dalam Tindakan

Kepemimpinan Visoner dalam Tindakan

Kepemimpinan Visioner adalah suatu konsep yang dapat diuraikan terperinci dan dipahami melalui literatur dan teori. Namun arti yang lebih besar dari kepemimpinan adalah tindakan nyata, cara bekerja, dan serangkaian peristiwa. Pada bagian ini, kepemimpinan visioner dapat dilihat kerangka pergerakan, perubahan, dan waktu. Jelasnya, tindakan kepemimpinan visioner berbeda dari talking atau analyzing hal tersebut, media yang dipergunakan di sini akan menjadi sesuatu yang penting untuk ditulis. Hal ini menjadi penting bagi para pembaca bahwa memadukan apa yang terjadi dalam kenyataan dengan teori haruslah menjadi keharusan, karena kepemimpinan visioner tidak dinilai dari sudut pendekatan teoretis atau ideologi semata.

Harper (2001) menyatakan bahwa kepemimpinan menghadapi suatu era perubahan pesat atau "accelerating" perubahan. Karenanya, waktu merupakan faktor penting untuk menjadikan seorang pemimpin visioner. Guna menghadapi perubahan pesat ini dengan baik, pemimpin harus memiliki serangkaian kompetensi yang pokok seperti kemampuan antisipasi, kecepatan, agility dan persepsi.

Antisipasi berarti bahwa kepemimpinan visioner harus secara pro aktif mengamati lingkungan guna menemukan perubahan yang secara negatif maupun positif mempengaruhi organisasi. Pemimimpin harus secara aktif mendukung pekerja untuk bersiap setiap saat menghadapi perubahan pesat lingkungan, dan untuk mempertahankan pemimpin dan para manajer selalu menaruh perhatian atas hal tersebut. Menjadi “perceptive, nimble dan innovative” dalam lingkungan yang berubah pesat akan memberikan manfaat bagi organisasi. Sebagai tambahan, praktek menggunakan skenario “what if” menguntungkan bagi para pemimpin. Secara rutin, mempertimbangkan dan mendiskusikan kemungkinan seluruh skenario yang mungkin dapat terjadi pada masa depan,  menjaga pemimpin visioner untuk memfokuskan dan menyiapkan beragam kemungkinan. Penciptaan rencana-rencana darurat dapat berguna untuk beberapa skenario.

Harper (2001), dan para pengarang buku lain tentang kepemimpinan dan manajemen percaya bahwa speed merupakan faktor penting untuk mempertahankan posisi kompetitif, merespon secara kompetitif terhadap kebutuhan pelangan dan menghemat uang. (Grant and Gnyawali, 1995; McKenna, 1997; LeBoeuf, 1993; Reinhardt, 1997; Carnevale, 1990). Para ahli setuju bahwa perdagangan dan bisnis pada hari ini mencakup sektor jasa juga. Bergerak cepat dalam merespon kebutuhan konsumen di bidang jasa. Pemimpin visioner melihat kecepatan sebagai sebuah kemampuan yang harus dikuasai guna memuaskan konsumen yang menginginkan pelayanan atau pemenuhan kebutuhan seketika. Pelayanan yang cepat, bersahabat dan efisien merupakan contoh dari apa yang diinginkan oleh pelanggan terhadap pelayanan pemerintah. Teknologi informasi, pelayanan on-line melalui internet merupakan prasyarat bagi pemerintah dalam membentuk highest quality service. Hal ini menandakan, kecepatan pelayanan membantu pemerintah dalam meraih simpati dan kerja sama warga.

Kecerdikan (agility) merupakan istilah lain yang secara perlahan berhubungan dengan kepemimpinan visioner. The National Baldrige Program mendefinisikan hal kecerdikan “a capacity for rapid change and flexibility.” Harper (2001) mengatakan bahwa “agility is the ability to turn on a dime.” Kecerdikan merupakan kemampuan seorang pemimpin untuk melihat ke depan dalam kaitan dengan faktor apa yang terletak di depan bagi sebuah organisasi (perceptiveness). Hal ini juga termasuk kapasitas untuk mempersiapkan dan juga menjadi fleksibel, guna membuat perubahan atau penyesuian untuk menghilangkan ancaman dan mengambil keuntungan dari oportunitas. Agility memiliki beberapa komponen integral:

The ability to develop and make available new and desirable products and services.
The ability to enter new markets or connect with new constituencies.
The ability to adjust and respond to changing customer needs.
The ability to adjust swiftly from one organizational process or procedure to another.
The ability to compress time in the delivery of goods and services.

Perceptiveness merupakan kapasitas penting lain dari kepemimpinan visioner. Pemimpin harus waspada terhadap segala bentuk intrik dan perubahan di lingkungan eksternal. Kewaspadaan ini harus segera ditindaklanjuti guna merespon secara cepat dan tepat, dan mengambil langkah-langkah yang tepat. Pada kasus dimana peluang dirasa ada, pemimpin harus segara bertindak. Lead-time juga penting bagi kesuksesan organisasi; karenanya, pemimpin visioner harus memiliki "radar screens" yang selalu menyala setiap saat. Pemimpin harus mengidentifikasi peluang yang muncul dan potensial, mempersiapkan serangkaian strategi dan memadukan seluruh sumber daya yang dibutuhkan, dan melayani serta memproduksi "at opportune times" guna memaksimalkan kesuksesan atau prestasi.


Peran Pemimpin Visioner

Peran Pemimpin Visioner

Burt Nanus (1992),  mengungkapkan ada empat peran yang harus dimainkan oleh pemimpin visioner dalam melaksanakan  kepemimpinannya, yaitu:

1).Peran penentu arah (direction setter).

Peran ini merupakan peran di mana  seorang pemimpin menyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atau target untuk suatu organisasi, guna diraih pada masa depan, dan melibatkan orang-orang dari "get-go." Hal ini bagi para ahli dalam studi dan praktek kepemimpinan merupakan esensi dari kepemimpinan. Sebagai penentu arah, seorang pemimpin menyampaikan visi, mengkomunikasikannya, memotivasi pekerja dan rekan, serta meyakinkan orang bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang benar, dan mendukung partisipasi pada seluruh tingkat dan pada seluruh tahap usaha menuju masa depan.


2.Agen perubahan (agent of change).

Agen perubahan merupakan peran penting kedua dari seorang pemimpin visioner. Dalam konteks perubahan, lingkungan eksternal adalah pusat. Ekonomi, sosial, teknologi, dan perubahan politis terjadi secara terus-menerus, beberapa berlangsung secara dramatis dan yang lainnya berlangsung dengan perlahan. Tentu saja, kebutuhan pelanggan dan pilihan berubah sebagaimana halnya perubahan keinginan para stakeholders. Para pemimpin yang efektif harus secara konstan menyesuaikan terhadap perubahan ini dan berpikir ke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah. Hal ini menjamin bahwa pemimpin disediakan untuk seluruh situasi atau peristiwa-peristiwa yang dapat mengancam kesuksesan organisasi saat ini, dan yang paling penting masa depan. Akhirnya, fleksibilitas dan resiko yang dihitung pengambilan adalah juga penting lingkungan yang berubah.


3).Juru bicara (spokesperson).

Memperoleh "pesan" ke luar, dan juga berbicara, boleh dikatakan merupakan suatu bagian penting dari memimpikan masa depan suatu organisasi. Seorang pemimpin efektif adalah juga seseorang yang mengetahui dan menghargai segala bentuk komunikasi tersedia, guna menjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi masa depan. Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harus mengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua orang agar melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi-secara internal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harus "bermanfaat, menarik, dan menumbulkan kegairahan tentang masa depan organisasi."


4).Pelatih (coach).

Pemimpin visioner yang efektif harus menjadi pelatih yang baik. Dengan ini berarti bahwa seorang pemimpin harus menggunakan kerjasama kelompok untuk mencapai visi yang dinyatakan. Seorang pemimpin mengoptimalkan kemampuan seluruh "pemain" untuk bekerja sama, mengkoordinir aktivitas atau usaha mereka, ke arah "pencapaian kemenangan," atau menuju pencapaian suatu visi organisasi. Pemimpin, sebagai pelatih, menjaga pekerja untuk memusatkan pada realisasi visi dengan pengarahan, memberi harapan, dan membangun kepercayaan di antara pemain yang penting bagi organisasi dan visinya untuk masa depan. Dalam beberapa kasus, hal tersebut dapat dibantah bahwa pemimpin sebagai pelatih,  lebih tepat untuk ditunjuk  sebagai "player-coach."

Pemimpin Visioner

Pemimpin Visioner

Kepemimpinan visioner, adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota perusahaan dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas (Diana Kartanegara, 2003).

Kompetensi Pemimpin Visioner

Kepemimpinan Visioner memerlukan kompetensi tertentu. Pemimipin visioner setidaknya harus memiliki empat kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Burt Nanus (1992),  yaitu:
1.    Seorang pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan manajer dan karyawan lainnya dalam organisasi. Hal ini membutuhkan pemimpin untuk menghasilkan “guidance, encouragement, and motivation.”

2.    Seorang pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki kemampuan bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang. Ini termasuk, yang plaing penting, dapat "relate skillfully" dengan orang-orang kunci di luar organisasi, namun memainkan peran penting terhadap organisasi (investor, dan pelanggan).


3.    Seorang pemimpin harus memegang peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa. Seorang pemimpin dalam hal ini harus terlibat dalam organisasi untuk menghasilkan dan mempertahankan kesempurnaan pelayanan, sejalan dengan mempersiapkan dan memandu jalan organisasi ke masa depan (successfully achieved vision).

4.    Seorang pemimpin visioner harus memiliki atau mengembangkan "ceruk" untuk mengantisipasi masa depan. Ceruk ini merupakan ssebuah bentuk imajinatif, yang berdasarkan atas kemampuan data untuk mengakses kebutuhan masa depan konsumen, teknologi, dan lain sebagainya. Ini termasuk kemampuan untuk mengatur sumber daya organisasi guna memperiapkan diri menghadapi kemunculan kebutuhan dan perubahan ini.


Barbara Brown mengajukan 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin visioner, yaitu:
1.    Visualizing.  Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang hendak dicapai dan mempunyai gambaran yang jelas kapan hal itu akan dapat dicapai.

2.    Futuristic Thinking. Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan di mana posisi bisnis pada saat ini, tetapi lebih memikirkan di mana posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang.

3.    Showing Foresight. Pemimpin visioner adalah perencana yang dapat memperkirakan masa depan. Dalam membuat rencana tidak hanya mempertimbangkan apa yang ingin dilakukan, tetapi mempertimbangkan teknologi, prosedur, organisasi dan faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi rencana.

4.    Proactive Planning. Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk mencapai sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau mempertimbangkan rintangan potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk menanggulangi rintangan itu.

5.    Creative Thinking. Dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha mencari alternatif jalan keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan masalah. Pemimpin visioner akan berkata “If it ain’t broke, BREAK IT!”.


6.    Taking Risks.  Pemimpin visioner berani mengambil resiko, dan menganggap kegagalan sebagai peluang bukan kemunduran.

7.    Process alignment. Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara menghubungkan sasaran dirinya dengan sasaran organisasi. Ia dapat dengan segera menselaraskan tugas dan pekerjaan setiap departemen pada seluruh organisasi.

8.    Coalition building. Pemimpin visioner menyadari bahwa dalam rangka mencapai sasara dirinya, dia harus menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Dia aktif mencari peluang untuk bekerjasama dengan berbagai macam individu, departemen dan  golongan tertentu.

9.    Continuous Learning. Pemimpin visioner harus mampu dengan teratur mengambil bagian dalam pelatihan dan berbagai jenis pengembanganlainnya, baik di dalam maupun di luar organisasi. Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi, negatif atau positif, sehingga mampu mempelajari situasi. Pemimpin visioner mampu mengejar peluang untuk bekerjasama  dan mengambil bagian dalam proyek yang dapat memperluas pengetahuan, memberikan tantangan berpikir dan mengembangkan imajinasi.

10.    Embracing Change. Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu bagian yang penting bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan perubahan yang tidak diinginkan atau  tidak diantisipasi, pemimpin visioner dengan aktif menyelidiki jalan yang dapat memberikan manfaat pada perubahan tersebut.






Pestisida Dan Kanker

Pestisida Dan Kanker

Beberapa penelitian menemukan hubungan pestisida sebagai pencetus timbulnya kanker, tingkat kesuburan menurun dan gangguan dari terhadap sistem kekebalan tubuh.  Kebijakan pertanian yang berorientasi pada eksport, membuat semakin gencarnya dibuka lahan-lahan perkebunan baik oleh pihak pemerintah maupun swasta yang sangat tergantung dengan penggunaan pestisida, buruh perkebunan dan masyarakat tinggal di sekitar juga beresiko tinggi terpapar oleh pestisida.  Pemilik perkebunan dan perusahaan pestisida hanya memikirkan sudah berapa banyak laba dan keuntungan yang diperoleh, tetapi tidak memikirkan dampak buruk terhadap kesehatan dan kehancuran lingkungan ketika pestisida disemprotkan.

Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pestisida dan kanker pada manusia. Tapi ini tidak berarti bahwa jika anda terkena pestisida maka secara otomatis anda akan menderita kanker. Yang dimaksud adalah resiko anda terkena kanker lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak terkena pestisida
Menurut Cancer Research UK (www.cancerresearchuk.org), sebuah organisasi independen yang memfokuskan pada penelitian kanker (bermarkas di Inggris), pestisida mempunyai potensi menyebabkan kanker terutama kanker payudara (breast cancer), kanker usus (bowel cancer), kanker getah bening (lymphomas) dan leukaemia. Pestisida dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh manusia dengan cara yang sangat berbahaya. Beberapa jenis pestisida dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk menahan atau melawan infeksi. Ini berarti tubuh kita menjadi lebih mudah terkena infeksi. Atau, jika telah terjadi infeksi penyakit ini menjadi lebih serius dan makin sulit untuk disembuhkan.

Peran Perempuan di Pertanian yang begitu besar membuat perempuan juga dominan dan paling beresiko terhadap dampak pestisida. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pangan Dunia di perserikatan bangsa-Bangsa (FAO), jumlah perempuan yang terlibat di sektor pertanian meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah tenaga kerja perempuan dalam sektor pertanian mengalami peningkatan hampir empat kali lipat dari tahun 1960 sebanyak 7,43 juta menjadi 20,82 juta orang pada tahun 2000 (Data FAO,2000). Meskipun FAO belum pernah mengeluarkan data jumlah petani terutama petani perempuan yang terkena dampak pestisida, namun ada beberapa studi terhadap kasus – kasus yang berkaitan dnegan dampak pestisida tersebut.

Dari beberapa studi yang dilakukan di beberapa Negara Asia juga ditegaskan bahwa perempuan adalah pekerja utama di pertanian dan perkebunan, yang berhubungan langsung dengan penggunaan pestisida dalam pekerjaannya sehari-hari. Seperti di Malaysia, perempuan terlibat di hampir 80 persen dari 50,000 dari pekerjaan umum dan terpaksa menjadi pekerja di perkebunan, dengan sebanyak 30,000 orang yang aktif sebagai penyemprot pestisida di sektor perkebunan sendiri.  Para pekerja di Malaysia sangat beresiko terpapar pestisida karena hampir sehari-hari menggunakan  pestisida seperti Paraquat, Methamidophos dan Monocrotophos. Akibatnya, petani perempuan dan perempuan buruh perkebunan banyak yang menderita penyakit dan mengalami gangguan kesehatan yang kronis dan akut. Seperti kuku jari tangan yang membusuk, gatal-gatal, perut mual dan nyeri, sakit punggung, pusing, nafas sesak, mata kabur/rabun, mudah marah, sakit kepala, sesak di dada, bengkak, nyeri otot, rasa gatal kulit dan infeksi kulit , bahkan timbulnya kanker.

Studi lain yang dilakukan di Amerika,menunjukkan bahwa perempuan yang tinggal di daerah yang penggunaan pestisidanya tinggi, mempunyai resiko 1,9 sampai 2 kali lebih tinggi beresiko melahirkan bayi dalam keadaan cacat, dibandingkan perempuan yang bertempat tinggal di daerah yang tidak menggunakan pestisida (Emmy lucy,s. Terompet, 1993)

Racun kimia yang terbuat dari klorine dapat menyebabkan Kanker payudara, dan sebuah penelitian Greenpeace menemukan setiap tahun 50.000 perempuan Amerika meninggal dunia karena racun ini. Zat klorine yang umumnya ada pada pestisida seperti Dioksin, PCB dan DDT, senyawa ini mampu lama berakumulasi dalam tubuh manusia dan lingkungan. Pencemaran lingkungan oleh kimia ini berkaitan dengan kemandulan dan pertumbuhan yang tidak seimbang tidak saja pada manusia juga terhadap hewan dan tumbuhan.

Menurut Badan Lingkungan Hidup Amerika Serikat (Environmental Protection Agency – EPA), pestisida yang ada di bawah ini dapat atau mungkin menyebabkan kanker.Ini hanyalah awalnya: Badan Lingkungan Hidup California bahkan mempunyai daftar yang 3 kali lebih panjang dari EPA.

Jenis pestisida dan gejalanya

Jenis pestisida dan gejalanya

Paraquat
Paraquat adalah bahan racun yang sangat kuat yang dapat mengakibatkan luka serius pada kulit, mata, hidung, dan tenggorokan.Paraquat dapat menyebabkan bisul pada kulit dan tenggorokan, dan juga pendarahan hebat pada hidung. Paraquat merusak kuku jari, kadang hingga lepas. Paraquat juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi hati dan ginjal. Paraquat dapat menyebabkan luka pada paru-paru yang dapat menyebabkan kematian kerena sulit bernafas.

Paraquat dalam jumlah yang sedikit sekalipun dapat menyebabkan kematian, terutama jika zat ini ditelan. Banyak pekerja yang mati karena paraquat yang diserap tubuh melalui kulit. Paraquat telah menyebabkan kematian di berbagai penjuru dunia.

Metal bromide
Metil bromida adalah suatu gas yang tidak berwarna dan tidak berbau (dalam kadar kecil). Karena itulah maka gas chloropicrin sering kali ditambahkan dalam formula metil bromida agar dapat lebih mudah dilacak keberadaannya.

Metil bromida sangat berbahaya dan dapat menyebabkan luka pada paru-paru, menyebabkan sulit bernafas, pneumonia, dan berkumpulnya cairan di paru-paru. Gejala-gejala ini mungkin baru akan muncul setelah beberapa jam terkena pestisida. Jika zat ini terkena ke kulit, akan menyebabkan gatal-gatal, melepuh, atau bahkan luka bakar yang serius.

Beberapa korban keracunan metil bromida yang selamat mungkin menderita kerusakan permanen pada sistem syarafnya yang akan menyebabkan perubahan kepribadian, kehilangan ingatan, kecemasan, sulit berkonsentrasi, dan masalah mental lainnya.

Organofosfat
Jenis pestisida yang paling beracun adalah yang mirip dengan gas syaraf, yaitu jenis Organofosfat dan Metilcarbamat. Pestisida jenis ini sangat berbahaya karena mereka menyerang cholinesterase, suatu bahan yang diperlukan oleh sistem syaraf kita agar dapat berfungsi dengan normal. Pestisida jenis ini menurunkan kadar cholinesterase dan hal inilah yang memunculkan gejala-gejala keracunan.

DAMPAK PESTISIDA TERHDAP KESEHATAN MANUSIA

DAMPAK PESTISIDA TERHDAP KESEHATAN MANUSIA

Pestisida sebenarnya telah lama digunakan manusia sebagai bahan pembunuh hama atau sebagai pelindung tanaman. Pada tahun 1200 SM manusia telah menggunakan kapur dan abu kayu untuk memberantas hama gudang. Di samping itu mereka juga telah menggunakan ekstrak pengasapan untuk melindungi tanaman dari gangguan hama.

Pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman. Dalam Konsep Pengendalian Hama Terpadu pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil panen dapat dikurangi. Tetapi, benefit bagi produksi pertanian tersebut bukan tidak menimbulkan dampak. Para ahli menyatakan bahwa salah satu penyebab terbesar penyakit dan penuaan dini pada manusia adalah banyaknya bahan kimiawi yang ada di lingkungan kita, dan rekayasa genetika yang kerap dilakukan pada budidaya bahan pangan non-organik merupakan salah satu penyebabnya.

Sekitar 40 persen kematian di dunia disebabkan oleh pencemaran lingkungan termasuk tanaman-tanaman yang dikonsumsi manusia, sementara dari 80 ribu jenis pestisida dan bahan kimia lain yang digunakan saat ini, hampir 10 persennya bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker. Sebuah penelitian tentang kanker juga pernah menyatakan bahwa sekitar 1,4 juta kanker di dunia disebabkan oleh pestisida.
Penggunaan pestisida sangat berdampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Setiap hari ribuan petani dan para pekerja di pertanian diracuni oleh pestisida dan setiap tahun diperkirakan jutaan  orang yang terlibat dipertanian menderita keracunan akibat penggunaan pestisida. Dalam beberapa kasus keracunan pestisida langsung, petani dan para pekerja di pertanian lainnya terpapar (kontaminasi) pestisida pada proses mencampur dan menyemprotkan pestisida (Pan AP,2001). Di samping itu masyarakat sekitar lokasi pertanian sangat beresiko terpapar pestisida melalui udara, tanah dan air yang ikut tercemar, bahkan konsumen melalui produk pertanian yang menggunakan pertisida juga beresiko terkontaminasi pestisida

Menurut data WHO (World Health Organization), penggunaan pestisida semakin lama semakin tinggi, terutama di negara-negara berkembang di Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Latin. Tetapi, negara-negara berkembang ini hanya menggunakan 25% dari total penggunaan pestisida di seluruh dunia. Yang mengejutkan adalah, walaupun negara-negara berkembang ini hanya menggunakan 25% saja dari pestisida di seluruh dunia (world-wide), tetapi dalam hal kematian akibat pestisida, 99% dialami oleh negara-negara di wilayah tersebut. Mengapa? Menurut WHO, hal ini disebabkan rendahnya tingkat edukasi petani-petani di negara-negara tersebut sehingga cara penggunaannya sangat tidak aman dan cenderung “ngawur”.

Penelitian terbaru mengenai bahaya pestisida terhadap keselamatan nyawa dan kesehatan manusia sangat mencengangkan. WHO (World Health Organization) dan Program Lingkungan PBB memperkirakan ada 3 juta orang yang bekerja pada sektor pertanian di negara-negara berkembang terkena racun pestisida dan sekitar 18.000 orang diantaranya meninggal setiap tahunnya (Miller, 2004). Di Cina diperkirakan setiap tahunnya ada setengah juta orang keracunan pestisida dan 500 orang diantaranya meninggal (Lawrence, 2007).

Beberapa pestisida bersifat karsinogenik yang dapat memicu terjadinya kanker. Berdasarkan penelitian terbaru dalam Environmental Health Perspctive menemukan adanya kaitan kuat antara pencemaran DDT pada masa muda dengan menderita kanker payudara pada masa tuanya (Barbara and Mary, 2007). Menurut NRDC (Natural Resources Defense Council) tahun 1998, hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan penderita kanker otak, leukemia dan cacat pada anak-anak awalnya disebabkan tercemar pestisida kimia. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health di Boston, menemukan bahwa resiko terkena penyakit parkinson meningkat sampai 70% pada orang yang terekspose pestisida meski dalam konsentrasi sangat rendah (Ascherio et al., 2006).

Bagaimana Pestisida Meracuni Manusia

Bagaimana Pestisida Meracuni Manusia

Melalui kulit
Hal ini dapat terjadi apabila pestisida terkena pada pakaian atau langsung pada kulit. Ketika petani memegang tanaman yang baru saja disemprot, ketika pestisida terkena pada kulit atau pakaian, ketika petani mencampur pestisida tanpa sarung tangan, atau ketika anggota keluarga mencuci pakaian yang telah terkena pestisida. Untuk petani atau pekerja lapangan, cara keracunan yang paling sering terjadi adalah melalui kulit.

Melalui pernapasan
Hal ini paling sering terjadi pada petani yang menyemprot pestisida atau pada orang-orang yang ada di dekat tempat penyemprotan. Perlu diingat bahwa beberapa pestisida yang beracun tidak berbau.

Melalui mulut
Hal ini terjadi bila seseorang meminum pestisida secara sengaja ataupun tidak, ketika seseorang makan atau minum air yang telah tercemar, atau ketika makan dengan tangan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah berurusan dengan pestisida.

Wednesday, October 14, 2009

Tujuan Konseling

Tujuan Konseling

Pengelompokan lain tujuan-tujuan konseling adalah didasarkan atas bidang-bidang kemungkinan bantuan yang akan ditawarkan kepada klien, disamping pantulan falsafah konselor didalamnya. Penampilan ragam statemen tujuan konseling adalah penting untuk lebih memahami bidang-bidang konseren yang mungkin ditangani konselor dan beberapa falsafah yang melandasinya. Adapun beberapa statemen tujuan konseling yang sering dicapai oleh beberapa pakar, dikemukakan oleh Shertser dan Stone bahwa perubahan perubahan tingkah laku , kesehatan mental positif, pemecahan masalah, keefektifan pribadi, dan pembuatan keputusan.
Berikut tujuan-tujuan konseling berdasarkan ragam dan statemennya:

A.Kesehatan Mental Positif
Konselor yang berkecondong efektif menyatakan bahwa pemeliharaan atau mendapatkan mental sehat merupakan tujuan konseling. Jika mental sehat dicapai maka individu memiliki integrasi, penyesuaian, dan identifikasi positif terhadap orang lain. Di sini individu belajar menerima tanggung jawab, jadi mandiri, dan mencapai integrasi tingkah laku.

Beberapa pakar memandang bahwa tujuan konseling adalah pencegahan terhadap timbulnya masalah-masalah jenis tertentu. Konseling mengidentifikasi dan merawat orang yang memiliki kemungkinan besar mengidap sakit jiwa akibat masalah tertentu dan berat yang dihadapinya. Dalam hal ini, konseling hanya merupakan prophylactic dalam arti mencegah masalah ringan agar tidak berkembang jadi lebih parah. Tujuan ini diistilahkan oleh S Naryana Rao sebagai Achievement of Positive Mental Health.

B.Keefektifan Pribadi
Statemen lain tujuan konseling yang erat hubungannya dengan kesehatan mental, berorientasi afektif dan agak condong ke orientasi kognitif adalah keefektifan pribadi. Pengertian pribadi efektif menurut Blocher adalah:
1).Pribadi yang tampak menyelaraskan diri dengan cita-cita, memanfaat waktu dan tenaga dan bersedia mengambil tanggung jawab ekonomi,psikologis dan fisik.
2).Orang yang punya pribadi demikian tampak mempunyai kemampuan mengenal, merumuskan dan memecahkan masalah-masalah.
3).Orang yang demikian tampak relative ajeg atau konsisten dalam menjalani situasi khusus peranannya.
4).Orang demikian itu Nampak dapat berfikir lain dan asli yaitu secar kreatif.
5).Orang demikian itu mampu mengontrol dorongan-dorongan dan melakukan respons yang tepat terhadap ffrustasi , permusuhan dan pertentangan.

Shoben memandang pula perkembangan pribadi sebagai tujuan konseling. Dia menunjukan pula kecondongan tujuan ini pada konseling orientasi kognitif ketika menyatakan bahwa konseling merupakan suatu pengelaman perkembangan dalam mana pemecahan masalah  dan pengambilan keputusan memelihara pertumbuhan pribadi.

C.Pembuatan Keputusan
Para konselor yang condong pada orientasi kognitif, sedikit masih ada unsure afektifnya, menyatakan tujuan konseling sebagai pembuatan keputusan mengenai hal-hal genting bagi seluruh konseli. Dalam hal ini,konselor tidaklah menetapkan keputusan-keputusan yang akan dibuat konseli ataupun memilihkan cara alternative bagi tindakan konseli. Konseli harus tahu mengapa dan bagaimana ia membuat keputusan. Ia  belajar memperkirakan konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul berkenaan dengan pengorbanan pribadi, waktu,  tenaga, uang dan resiko resiko lainnya. Williamson menjelaskan mengenai hal ini, bahwa konselor membantu siswa memilih tujuan-tujuan dengan tingkat kepuasan tertinggi yang dapat dicapai dalam keterbatasan factor-faktor lingkungan maupun factor-faktor pribadi klien.

D.Perubahan Tingkah-laku

Inilah pertanyaan tujuan-tujuan konseling yang paling banyak dipakai orang akhir-akhir ini. Para pakar konseling ada yang memadukan antara tujuan-tujuan berkenaan dengan perubahan struktur pribadi sampai pada perubahan perilaku tampak, ada yang ketat terpaku hanya pada perubahan perilaku tampak saja. Perubahan tingkah-laku sebagai tujuan konseling mungkin terbatas khusus seperti perubahan respon khusus terhadap frustasi ataupun perubahan-perubahan sikap terhadap orang lain dan terhadap diri sendiri.



Peran Industri Manufaktur


Peran Industri Manufaktur

Tidak dapat dipungkiri bahwa industrialisasi di Indonesia sejak masa Soeharto hingga saat ini telah mengakibatkan transformasi struktural di Indonesia. Dalam literatur ekonomika pembangunan, transformasi struktur ekonomi suatu negara menunjukkan pola bahwa
sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita, perekonomian suatu negara akan bergeser dari yang semula mengandalkan sector pertanian menuju ke sektor industri (Chenery, 1979; Chenery & Syrquin, 1975). Tahun 1967 pendapatan per kapita baru mencapai USD75. Ternyata 30 tahun kemudian pendapatan per kapita melonjak hingga mencapai USD 1.023 atau USD 3.690 menurut purchasing power parity (PPP), dan pada tahun 2006 diperkirakan sekitar USD
4.000.

Pola perubahan struktur ekonomi Indonesia agaknya sejalan dengan kecenderungan proses transformasi struktural yang terjadi di berbagai negara, di mana terjadi penurunan kontribusi sector pertanian, sementara kontribusi sektor industri dan lainnya cenderung meningkat
1). Pada tahun 1968, sektor pertanian memberisumbangan sebesar 51% terhadap keseluruhan perekonomian yang mana tertinggi dibandingkan sumbangan yang diberikan sektor lain,
misalnya sektor industri manufaktur hanya menyumbang 8,5%.

Selewat tahun itu, fenomena yang terjadi ialah sumbangan sector pertanian berangsur-angsur mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Proses transformasi struktural nampaknya terus berlangsung. Selama periode 1988-1993, struktur perekonomian Indonesia mengalami perubahan yang mencolok, di mana sumbangan sector pertanian terhadap PDB berangsur-angsur dilampaui oleh sumbangan sektor industri manufaktur. Sejak tahun 1993 sumbangan sector pertanian tidak pernah melebihi sektor industri manufaktur. Pada saat krisis ekonomi tahun 1998, sektor pertanian hanya berperan 17,4% terhadap PDB; sementara ekspansi pada hampir semua komoditi
industri menyebabkan industri manufaktur menyumbang 23,9% terhadap PDB. Singkatnya, sektor industri manufaktur muncul menjadi penyumbang nilai tambah yang dominan dan telah tumbuh pesat melampaui laju pertumbuhan sektor pertanian. Pada tahun 2005, sektor pertanian hanya menyumbang 13,4% terhadap PDB, sementara sektor industri pengolahan menyumbang 28,1% terhadap PDB.

Industri manufaktur Indonesia memainkan peranan penting sejak kita menyadari tidak bisa mengandalkan ekspor migas. Tabel 2 menunjukkan bahwa sektor industri manufaktur yang semakin berorientasi ekspor telah menopang ekonomi Indonesia. Ekspor industri manufaktur menyumbang sekitar 83-85% terhadap ekspor nonmigas dan sekitar 64-67% terhadap total ekspor Indonesia selama 1994-2005. Bahkan kontribusi ekspor industri ini telah melampaui
ekspor sektor pertanian dan migas sejak awal dasawarsa 1990-an. Boleh dikata industri manufaktur menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dalam sejarah industri Indonesia, setidaknya dikenal empat tahapan pertumbuhan tinggi dan transformasi struktural yang cepat, yang masing-masing memiliki tekanan kebijakan dan tekanan
lingkungan internasional yang berbeda (Hill, 1997: 26-31). Pertama adalah periode pertumbuhan yang sangat cepat pada periode tahun 1967-1973 yang disebabkan oleh liberalisasi di segala sektor dan pulihnya kondisi perekonomian. Inflasi menurun dengan cepat, saluran perdagangan dibuka kembali yang menyebabkan pengeluaran konsumsi meningkat tajam dan menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Kedua adalah periode Bonanza Minyak (Oil Boom) pada periode 1973-1981, yang ditandai dengan industrialisasi yang diarahkan oleh pemerintah, peran BUMN yang menonjol, dan pembiayaan oleh bank-bank pemerintah. Ketiga adalah fase tahun 1981 hingga 1985, harga minyak dunia terus menurun sehingga memaksa pemerintah untuk mengkaji ulang kebijakan industri, terutama investasi di proyek-royek mega dan industri migas. Baru pada tahun 1985 fase keempat dimulai, pemerintah mengubah investasi pemerintah, campur tangan pemerintah, dan industry substitusi impor menjadi investasi swasta yang berorientasi pasar dan bersifat promosi ekspor. Pada fase tersebut sektor swasta menjadi mesin penggerak utama dari pertumbuhan industri.

Pengertian Kenakalan Remaja

Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja meliputi semua prilaku yang menyimpang dari norma-norma hokum pidana yang dialukukan oleh remaja. Prilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang sekitarnya.

Kartono (ilmuan sosiologi) mengemukakan bahwa kenakalan remaja atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan isltilah Juvenule delinquency merupakan gejala potologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mengembangkan bentuk prilaku menyimpang.

Santrock mengemukakan bahwa kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai prilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.

Kenakalan remaja merupakan perbuatan anak-anak yang melanggar norma sosial, norma hokum, norma kelompok dan mengganggu ketrentaman kelompok.

Jenis Jenis Kenakalan Remaja
Berikut ini terdapat beberapa jenis kenakalan remaja, yaitu sebagai berikut :
1) Penyalahgunaan Narkotika
Fungsi utama narkotika dalam segi medis adalah sebagai analgetik untuk mengurangi rasa sakit dan penenang yang hanya digunakan dirumah sakit untuk orang yang mendirita sakit beraty (misalkan kangker) dengan rekomendasi dokter atau diberikan kepada orang-orang yang akan menjalani operasi. Disamping itu, narkotika juga menimbulkan efek yang disebut halusinasi (khayalan), impian yang indah-indah atau rasa nyaman. Dengan timbul efek halusinasi inilah yang menyebabkan sekelompok masyarakat terutama kalangan remaja ingin menggunakan narkotika meskipun tidak sedang menderita sakit. Hal itulah yang mengakibatkan penyalahgunaan obat (narkotika). Bahaya penggunaan narkotika yang tidak sesuai dengan peraturan adanya adiksi atau ketergantungan.

Adiksi adalah keracunan obat yang bersifat kronik atau periodic sehingga penderita kehilangan control terhadap dirinya dan menimbulkan kerugian terhadap dirinya sendiri dan masyarakat. Beberapa jenis tanaman bahan narkotika dan obat bius antara lain candu atau opium, morfin, alcohol, kokain, ganja atau mariyuana, kafein, LSD (Lasergic Adid Diethy Lamide) dan tembakau.

2) Perilaku Seksual di Luar Nikah
Perilaku seksual diluar nikah terjadi sebagai akabat masuknya kebudayaan barat barat. Perilaku seksual di luar nikah sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai sosial pada masyarakat Indonesia. Masuknya paham Children Of God (COG) sangat bertentangan dnegan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Pada dasarnya COG merupakan Free Sex (seks bebas) merupakan kebebasan hubungan seksual di luar nikah. Hubungan seksual di luar nikah menurut agama adalah dosa besar

3) Perkelahian Pelajar
Perkelahian antar pelajar dapat merusaka dan memperlemah persatuan dan kesatuan para pelajar dan merusak nilai-nilai sosial. Peranan organisasi pelajar, seperti OSIS, Palang Merah Remaja (PMR), dan Pramuka sangat penting di dalam pembentukan sikap dan tingkah laku para pelajar. Melalui organisasi pelajar kite kembangkan kreativitas dan efektifitas kaum pelajar. Apabila terjadi masalah, selesaikan dengan musyawarah atau jalur hokum, jangan menggunakan kekuatan fisik.
Disamping contoh yang diekemukakan di atas , mash banyak bentuk kenakalan remaja. Misalnya kebut-kebutan, minum-minuman keras, bolos ekolah, membunuh, berbohong, keluyuran, mencuri, dan aksi coret-coret di tembok atau pagar.

Pemahaman Tentang Konseling

Pemahaman Tentang Konseling

Konseling kadang disebut penyuluhan, adalah suatu bentuk bantuan. Konseling merupakan suatu proses pelayanan yang melibatkan kemampuan profesional pada pemberi layanan. Ia sekurangnya melibatkan pula orang kedua, penerima layanan, yaitu orang yang sebelumnya merasa ataupun nyata-nyata tidak dapat berbuat banyak setelah mendapat layanan  menjadi dapat melakukan sesuatu.

Konseling akan bertambah mudah dipahami jika, sekurangnya, dikenal hakikat dasar, sifat dan peranannya serta beberapa konsep kunci yang sangat mendasar.

A.Konseling Sebagai Helping
Amat banyak hubungan  antar manusia yang mengandung unsur-unsur pemberian bantuan. Ini memang diperlukan karena berbagai kondisi dilematis, konflik, ataupun krisis yang dialami individu dan perlu bantuan segera. Akan tetapi, atas sifat dan ciri – cirinya, tidak semua pemberian bantuan dapat dibuat profesional.

Upaya pemberian bantuan, selanjutnya disebut helping, di Indonesia tetap begitu, yang dibicarakan di sini, adalah yang profesional sifatnya. Menurut Mc Cully Suatu profesi  helping dimaknakan sebagai adanya seorang, didasarkan pengetahuan khasnya, menerapkan suatu teknik intelektual dalam suatu pertemuan khusus dengan orang lain dengan maksud agar orang lain akan memungkin lebih efektif menghadapi dilema-dilema, pertentangan, yang merupakan ciri khas kondisi manusia.

Suatu hubungan helping ditandai oleh cirri-ciri dasar tertentu. Pandangan Bruce Shertzer dan Shally C Stone yang diadaptasi disini, mengenai ciri-ciri hubungan helping adalah:
1).Hubungan helping adalah penuh makna, bermanfaat.
2).Afeksi sangat mencolok dalam hubungan Helping.
3).Keutuhan pribadi tampil atau terjadi dalam hubungan helping.
4).Hubungan helping terbentuk melalui kesepakatan bersama individu-individu yang terlibat.
5).Hubungan terjalin karena individu yang hendak dibantu membutuhkan informasi, pelajaran, advis, bantuan, pemahaman dan perawatan dari oran lain.
6).Hubungan helping dilangsungkan melalui komunikasi dan interaksi.
7).Struktur hubungan helping adalah jelas atau gambling.
8).Upaya-upaya yang bersifat kerja sama menandai hubungan helping.
9).Orang-orang dalam helping dapat dengan mudah ditemui atau didekati dan terjamin ajeg sebagai pribadi.
10).Perubahan merupakan tujuan hubungan konseling.

Konseling pada dasarnya merupakan suatu hubungan helping, helping relationship.

B.Konseling Sebagai Ilmu Dan Seni
Konseling mempunyai sisi ilmu dan sisi seni sekaligus. Lawrence M. Brammer melihat sisi ilmu helping, termasuk konseling, adalah keterlibatan penelitian dan teori terinci di dalamnya. Aspek ilmiah kegiatan konseling berkenaan dengan pendiskripsian data, peramalan, perampakan, terhadap tingkah laku. Konseling adalah ilmu dalam arti bahwa banyak hal diketahui mengenai perbedaan antara konseling dengan konseling yang tidak efektif.

Sedangkan sisi seni konseling,menurut Bramer, lebih mengacu pada unsur-unsur intuitif dan perasaan jalinan hubungan antarpribadi yang berlandaskan terutama pada kemanusiaan dan daya cipta seni. Para konselor nonprofessional menurut Brammer, meskipun kurang canggih latar belakan ilmu tingkahlaku yang dimilikinya dan sedikit latihan keterampilan , kerapkali dapat menerapkan prinsip-prinsip konseling berdasarkan intuisi, penghayatan dan seni mereka.

Dalam menjelaskan sisi seni konseling , Pietrofesa dkk, menjelaskan bahwa terdapat dimensi-dimensi konseling yang tidak dapat dihitung atau tidak dapat diukur. Selanjutnya kata mereka, para konselor terlengkapi dengan variasi-variasi artistik tertentu yang bersumber dari bakat pribadi. Tiap-tiap konseling menerapkan menerapkan pola-pola yang unik atas pemahamannya tentang konseling. Para konselor akan kurang berhasil jika mereka menerapkan pengetahuannya secara mekanis dan objektif kaku.

Jadi, Jelas bahwa konseling yang utuh mestilah memiliki dua istilah sekaligus yaitu sisi ilmu dan sisi seni.
◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2012 Mathedu Unila is proudly powered by blogger.com | Design by Tutorial Blogspot