Wednesday, October 14, 2009

Peran Industri Manufaktur


Peran Industri Manufaktur

Tidak dapat dipungkiri bahwa industrialisasi di Indonesia sejak masa Soeharto hingga saat ini telah mengakibatkan transformasi struktural di Indonesia. Dalam literatur ekonomika pembangunan, transformasi struktur ekonomi suatu negara menunjukkan pola bahwa
sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita, perekonomian suatu negara akan bergeser dari yang semula mengandalkan sector pertanian menuju ke sektor industri (Chenery, 1979; Chenery & Syrquin, 1975). Tahun 1967 pendapatan per kapita baru mencapai USD75. Ternyata 30 tahun kemudian pendapatan per kapita melonjak hingga mencapai USD 1.023 atau USD 3.690 menurut purchasing power parity (PPP), dan pada tahun 2006 diperkirakan sekitar USD
4.000.

Pola perubahan struktur ekonomi Indonesia agaknya sejalan dengan kecenderungan proses transformasi struktural yang terjadi di berbagai negara, di mana terjadi penurunan kontribusi sector pertanian, sementara kontribusi sektor industri dan lainnya cenderung meningkat
1). Pada tahun 1968, sektor pertanian memberisumbangan sebesar 51% terhadap keseluruhan perekonomian yang mana tertinggi dibandingkan sumbangan yang diberikan sektor lain,
misalnya sektor industri manufaktur hanya menyumbang 8,5%.

Selewat tahun itu, fenomena yang terjadi ialah sumbangan sector pertanian berangsur-angsur mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Proses transformasi struktural nampaknya terus berlangsung. Selama periode 1988-1993, struktur perekonomian Indonesia mengalami perubahan yang mencolok, di mana sumbangan sector pertanian terhadap PDB berangsur-angsur dilampaui oleh sumbangan sektor industri manufaktur. Sejak tahun 1993 sumbangan sector pertanian tidak pernah melebihi sektor industri manufaktur. Pada saat krisis ekonomi tahun 1998, sektor pertanian hanya berperan 17,4% terhadap PDB; sementara ekspansi pada hampir semua komoditi
industri menyebabkan industri manufaktur menyumbang 23,9% terhadap PDB. Singkatnya, sektor industri manufaktur muncul menjadi penyumbang nilai tambah yang dominan dan telah tumbuh pesat melampaui laju pertumbuhan sektor pertanian. Pada tahun 2005, sektor pertanian hanya menyumbang 13,4% terhadap PDB, sementara sektor industri pengolahan menyumbang 28,1% terhadap PDB.

Industri manufaktur Indonesia memainkan peranan penting sejak kita menyadari tidak bisa mengandalkan ekspor migas. Tabel 2 menunjukkan bahwa sektor industri manufaktur yang semakin berorientasi ekspor telah menopang ekonomi Indonesia. Ekspor industri manufaktur menyumbang sekitar 83-85% terhadap ekspor nonmigas dan sekitar 64-67% terhadap total ekspor Indonesia selama 1994-2005. Bahkan kontribusi ekspor industri ini telah melampaui
ekspor sektor pertanian dan migas sejak awal dasawarsa 1990-an. Boleh dikata industri manufaktur menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dalam sejarah industri Indonesia, setidaknya dikenal empat tahapan pertumbuhan tinggi dan transformasi struktural yang cepat, yang masing-masing memiliki tekanan kebijakan dan tekanan
lingkungan internasional yang berbeda (Hill, 1997: 26-31). Pertama adalah periode pertumbuhan yang sangat cepat pada periode tahun 1967-1973 yang disebabkan oleh liberalisasi di segala sektor dan pulihnya kondisi perekonomian. Inflasi menurun dengan cepat, saluran perdagangan dibuka kembali yang menyebabkan pengeluaran konsumsi meningkat tajam dan menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Kedua adalah periode Bonanza Minyak (Oil Boom) pada periode 1973-1981, yang ditandai dengan industrialisasi yang diarahkan oleh pemerintah, peran BUMN yang menonjol, dan pembiayaan oleh bank-bank pemerintah. Ketiga adalah fase tahun 1981 hingga 1985, harga minyak dunia terus menurun sehingga memaksa pemerintah untuk mengkaji ulang kebijakan industri, terutama investasi di proyek-royek mega dan industri migas. Baru pada tahun 1985 fase keempat dimulai, pemerintah mengubah investasi pemerintah, campur tangan pemerintah, dan industry substitusi impor menjadi investasi swasta yang berorientasi pasar dan bersifat promosi ekspor. Pada fase tersebut sektor swasta menjadi mesin penggerak utama dari pertumbuhan industri.

0 comments:

Post a Comment

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2012 Mathedu Unila is proudly powered by blogger.com | Design by Tutorial Blogspot