Thursday, January 14, 2010

Sri Mulyani Tuding LPS


Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku tidak bertanggung jawab atas pengucuran dana talangan Rp6,7 triliun ke Bank Century. Ia melemparkan kesalahan kepada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Hal itu disampaikan Sri Mulyani saat diperiksa Pansus Angket Bank Century di Gedung DPR/MPR, Rabu (13-1). Ia menjawab pertanyaan anggota Pansus dengan lugas.

Sri Mulyani menegaskan penggelontoran dana talangan (bailout) Rp6,7 triliun kepada Bank Century di luar tanggung jawabnya. Kebijakan itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab LPS. Menurut dia, penggelontoran penyertaan modal sementara Rp6,7 triliun itu dilakukan LPS. "Sehingga LPS-lah yang bertanggung jawab," ujar mantan Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KKSK) itu.

Sri Mulyani menjelaskan penetapan Bank Century sebagai bank gagal dan berdampak sistemik mengacu pada angka Rp632 miliar yang disampaikan BI jika Bank Century di-bailout. Ia juga mengaku tidak tahu mengapa sampai membengkak Rp6,7 triliun. "Penanganan Bank Century kemudian diserahkan kepada LPS," kata dia.

Karena itulah, ia hanya mau bertanggung jawab atas pengucuran dana Rp632 miliar. Ia pun berkukuh penetapan Bank Century sebagai bank gagal dan berdampak sistemik sudah sesuai dengan prosedur serta dilakukan setelah melakukan konsultasi dengan Komisi XI DPR.

Saat itu, Komisi XI DPR mendesak pemerintah untuk melakukan langkah-langkah extraordinary dalam menghadapi krisis kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan akibat terpaan krisis global.

Bunuh Diri
Sri Mulyani juga mengungkapkan keputusannya itu mendapatkan restu dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden secara tegas memberikan garis kebijakan agar Indonesia jangan sampai terjerumus kembali seperti saat krisis keuangan pada 1997--1998. Ia tidak menyesal telah mengambil keputusan bailout. "Seluruh rakyat diuntungkan dengan keputusan itu," kata dia.

Namun, Wakil Ketua Pansus Gayus Lumbuun mengkritik tajam pernyataan tersebut. Menurut Gayus, bailout Rp6,7 triliun hanya dinikmati segelintir orang. "Ini ironis karena uang yang digunakan adalah uang rakyat," ujar Gayus.

Terlebih, kata Gayus, indikator yang digunakan untuk mendukung pernyataan Sri Mulyani adalah nilai tukar rupiah, pasar modal, dan suku bunga BI. "Ini realitas empiris atau imajinasi? Apa Anda tidak membaca ada orang yang bunuh diri karena tidak yakin uangnya di Century akan kembali?" ujar Gayus.
Gayus menilai pernyataan Sri Mulyani itu sangat mengganggu. Terlebih jika mempertimbangkan besarnya dana yang dikucurkan. Sri Mulyani tidak menjawab lugas pertanyaan tersebut.

Dalam pemaparan selanjutnya, Sri Mulyani menyatakan tidak puas dengan data yang disodorkan Bank Indonesia (BI). BI memasok data dalam rapat KKSK pada 21 November 2008. "Tidak memuaskan untuk beberapa informasi yang menyangkut detail Bank Century. Informasi saat memutuskan bank gagal berdampak sistemik itu memadai, tapi informasi soal dana yang dibutuhkan memang ada perubahan," kata dia menjawab pertanyaan Maruarar Sirait.

Anggota Pansus pada umumnya bertanya dengan nada suara tinggi tanpa memperhatikan substansi. Sebaliknya, Sri Mulyani menjawab dengan tenang dengan nada suara datar seperti ia berada dalam ruang kuliah.Sesekali ia dengan lancar menjelaskan dasar hukum pengambilan kebijakan terkait pengucuran dana talangan Rp6,7 triliun kepada Bank Century.Ketegaran seorang Sri Mulyani menghadapi Pansus bukan tanpa sebab. Jarang sekali kedua tangannya berada di atas meja. Ternyata, kedua tangannya ada di balik meja sambil memegang tasbih berwarna hitam. Apalagi, ia mendapat dukungan penuh dari suaminya, Tonny Sumartono, yang duduk di balkon.

Sri Mulyani dilepas dengan doa oleh pegawai Depkeu. Setiba di ruang Pansus, ia mendapatkan satu buket bunga dari kaum profesional. (lampost)

0 comments:

Post a Comment

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2012 Mathedu Unila is proudly powered by blogger.com | Design by Tutorial Blogspot